Madu yang dihasilkan di Negara-negara tropis dengan curah hujan dan kelembaban tinggi seperti di Indonesia pada umumnya lebih encer daripada madu yang dihasilkan di Negara-negara subtropis. Hal ini disebabkan oleh karena ketika turun hujan, lebah madu tidak bisa keluar sarang. Jika hujan turun terus menerus dalam masa panen, maka madu yang dihasilkan akan menjadi lebih sedikit daripada biasanya atau sama sekali tidak bisa dipanen. Gagal panen merupakan musibah bagi peternak lebah. Karena dengan demikian, peternak lebah harus memindahkan koloni lebah ke lokasi lain yang menghasilkan nektar.

Untuk mengatasi gagal panen, jika hujan turun lebih sering daripada biasanya, peternak lebah biasanya memanen madu lebih awal. Akibatnya madu murni yang dihasilkan menjadi lebih encer. Karena madu disarang belum terlalu matang atau kelembabannya masih tinggi. Hal ini berbeda jikalau musim panas tiba maka madu murni yang dihasilkan akan lebih kental dikarenakan suhu di dalam sarang juga membantu mengurangi kadar air madu selain para lebah pekerja juga mengipasi dengan sayapnya.

Begitu pula lebah madu yang berada di iklim subtropis yang lebih kering maka akan menghasilkan madu yang lebih kental, dikarenakan suhu udara dan juga nektar bunga tanamannya. Madu Bina Apiari Indonesia selalu menjaga kekentalan madu dengan cara panen yang selalu tepat waktu.

  Kembali ke halaman berita utama

Arsip