Madu dihasilkan oleh lebah dari nektar (cairan manis) yang terdapat pada bunga atau ketiak daun. Beberapa sumber nektar yang disukai oleh Apis melifera yang diternakkan di Indonesia di antaranya dari tanaman kapuk randu (Ceiba petandra), karet (Hevea braziliensis), rambutan (Nephelium lappaceum), kopi robusta (Coffea Canephora), lengkeng (Euforia longana), mangga (Mangifera indica), durian (Durio zibethinus), akasia (Acacia mangium), eukaliptus (Eucalyptus sp.). Selain itu bisa juga berasal dari tanaman lain seperti duwet/jamblang (Syzigium cumini), kaliandra (Caliandra calothyrsus), dan lain-lain.

Untuk menghasilkan 1 kg madu murni, lebah harus mengumpulkan 3-4 kg nektar bunga, dengan menempuh penerbangan 90.000-180.000 kali untuk mengunjungi bunga. Jika setiap penerbangan menempuh jarak 3 km pulang-pergi, maka seluruh jarak perjalanan lebah menghasilkan 1 kg madu adalah hampir 7 kali keliling bumi ! Untunglah sang lebah tidak harus mengumpulkannya sendirian. Ia bersama koloninya bekerja bersama-sama.

Nektar bercampur dengan enzim di dalam sistem pencernaan lebah sebelum kemudian disimpan di dalam sarang lebah untuk mengalami proses pematangan lebih lanjut.

Sumber nektar yang berbeda-beda mengakibatkan madu murniyang dihasilkan lebah memiliki warna dan karakter fisik serta kimia yang berbeda-beda. Meskipun demikian, secara umum madu memiliki komposisi yang serupa. Madu mengandung air 18-22%, asam-asam amino 0.4-0.8%, zat gula 78-80% (terutama terdiri dari fruktosa dan glukosa), vitamin C, B1, B2, B6, asam panthotenat, asam folat, mineral-mineral (kalsium, natrium, kalium, mangan, zat besi, zat tembaga, fosfor, sulfur), enzim, hormon, zat antibakteri, antioksidan dan zat aromatik.

Bandingkan dengan gula yang hanya mengandung 99,9% sakarosa (zat gula) dan 0.1% air. Jika kita mengonsumsi gula, maka pencernaan kita akan bekerja ekstra untuk mengurai gula menjadi glukosa yang dapat diserap darah dan diubah menjadi energi. Sedangkan madu mengandung zat gula monosakarida yang langsung dapat diserap darah lalu diubah menjadi energi. Itulah sebabnya konsumsi madu dapat menjadi penyedia energi instan. Selain itu konsumsi madu dapat meningkatkan kesehatan, karena juga mengandung zat-zat gizi yang menunjang kesehatan pencernaan.

Kadar air yang terkandung di dalam madu murni hasil ternak lebah di Indonesia lebih tinggi daripada madu dari negri subtropis seperti Thailand, Arab, Australia dan Amerika. Jika proses produksinya minimal, dalam arti tidak mengalami proses fabrikasi seperti homogenisasi dan pemanasan, biasanya madu lokal cenderung lebih encer, dengan kadar air sekitar 22%.

Encernya madu lokal terutama disebabkan karena iklim tropis yang cenderung lebih lembab. Jika terjadi hujan, maka lebah tidak terbang, lalu memakan madunya untuk bertahan hidup, sehingga madu yang akan dipanen sangat sedikit. Musim hujan dan kemarau yang tidak konsisten akhir-akhir ini akibat perubahan iklim global turut menyulitkan masa panen peternak lebah.

Meskipun madu lokal Indonesia lebih encer, khasiatnya tidak berkurang. Asalkan madu tersebut tidak ditambah zat-zat lain seperti air gula, atau bahkan zat berbahaya seperti pemanis buatan maupun pengawet. Untuk dapat memastikan kemurnian dan keaslian madu yang Anda minum, belilah madu dari peternak lebah yang dapat dipercaya.

Madu Murni Bina Apiari Adalah Madu hasil ternak sendiri dan dari peternak-peternak binaan yang telah dibina sejak tahun 1980an. Sehingga terjamin keaslian dan kwalitasnya.

  Kembali ke halaman berita utama

Arsip