World Bee Day
Dalam rangka memperingati World Bee Day, Asosiasi Perlebahan Indonesia bekerjasama dengan LIPI dan IPB melaksanakan FGD tentang pengembangan budidaya lebah tak bersengat/kelulut Genio thoracica melalui media Telegram pada tanggal 25,26 dan 27 April 2021. Dianita dari @binaapiari berkesempatan menjadi moderator hari ke-3 acara ini.
Habitat Lebah Genio Thoracica
Pada hari pertama FGD merupakan kajian ilmiah tentang sifat dan habitat lebah Genio thoracica oleh Dr. Sih Kahono, peneliti dari LIPI.
Di hari kedua, 3 peternak Genio thoracica dari Sumatera Utara dan Barat, yaitu Bp.Fito Rajo, Bp.Asrul Dalimunthe dan Bp.David Armi Putra membagikan pengalaman mereka selama berbudidaya lebah jenis ini di daerah masing-masing.
Terakhir hari ketiga, Bp. Windra Priawandiputra, PhD, peneliti dan dosen Biologi IPB mendiskusikan poin-poin penting yang akan ditindaklanjuti untuk mengembangkan potensi lebah ini ke depannya.
Keunggulan Lebah Genio Thoracica
Lebah yang habitatnya tersebar di daerah Sumatera dan Kalimantan ini memiliki beberapa keunggulan, di antaranya relatif lebih jinak dibandingkan dengan jenis kelulut lain, radius jarak terbang hingga 2 km, mudah displit koloni dan cepat stabil, rasa madu enak dan harganya mahal.
Tetapi pengembangan potensi lebah sebaiknya dilakukan pada habitat alamnya, dan tidak dipindah2 antar daerah, supaya tidak berpotensi mengganggu ekosistem dan menekan populasi lebah di habitat lain.
Upaya memperbanyak jumlah dan jenis tanaman pakan pada habitat lebah akan mendukung kesehatan dan perkembangan koloni lebah.
Tak kalah pentingnya adalah teknik budidaya yang ramah lingkungan, seperti teknik split yang lebih cepat, pengadaan koloni tanpa menebang pohon, dan rekayasa breeding.
Selanjutnya akan dibuat tim kecil untuk membuat rekomendasi-rekomendasi yang bisa ditindaklanjuti atau setidaknya memberi masukan kepada pihak yang berkompeten agar perlebahan Indonesia semakin maju dan berkelanjutan.
Kembali ke halaman berita utama