Kak, jual sarang madu nggak?
Tau nggak sih, tidak semua peternak lebah “rela” mengambil sarang lebahnya untuk dijual. Ini terutama bagi peternak lebah berjenis Apis mellifera atau lebah unggul Eropa, seperti peternakan lebah @binaapiari. Kenapa gitu?
Untuk menghasilkan sarang dari lilin yang dikeluarkan dari tubuhnya, lebah harus cukup makan nektar (cairan manis) dan pollen (serbuk sari). Ini berarti, jika sarangnya diambil terus menerus, lebah harus membagi energinya untuk mencari makan, membuat sarang dan menghasilkan madu.
Memproses madu di dalam sarang butuh waktu sekitar 10-15 hari. Sementara membuat sarang juga butuh waktu 10-30 hari, tergantung kondisi alam dan kecukupan sumber pakannya.
Peternak lebah Apis mellifera hanya memanen madu pada musim kemarau. Madu dipanen dengan memutar sisiran sarang menggunakan mesin ekstraktor madu, sehingga madu terlontar keluar dari sarangnya. Sarang yang sudah kosong dikembalikan ke dalam kotak koloni lebah, siap untuk diisi madu kembali dan dipanen 10-15 hari kemudian.
Peternakan lebah A. Mellifera di Indonesia tidak sebesar di Tiongkok atau negeri2 benua seperti Eropa dan Australia. Lebah A. Mellifera di Indonesia hanya bisa dibudidayakan di pulau Jawa. Karena tanaman sumber nektar di Jawa semakin terbatas, justru rugi jika kami terus menerus memotong sarang lebah untuk dijual madunya. Kalaupun sarang madu dijual, hanya pada musim panen raya, yaitu bulan Mei sampai Agustus. Selebihnya kami hanya menjual madunya saja.
Lagipula sarang lebah tak lebih bermanfaat bagi kesehatan dibandingkan dengan madunya.
Sebuah video liputan TV swasta pernah memuat peternakan lebah lokal yang bisa menghasilkan banyak madu sarang, tetapi bukan dari jenis lebah Apis mellifera. Itupun lebahnya diberi booster berupa air gula setiap malam.
Silakan pertimbangkan sendiri keputusan untuk membeli madu sarangnya ya, kak…
Lalu bagaimana dengan sarang madu yang sekarang banyak dijual online?
Kembali ke halaman berita utama