Panen Madu Bina Apiari

Banyak penjual madu yang meng-klaim bahwa madunya bukan madu ternak atau bukan hasil lebah ternak. Padahal mereka pun tidak paham apa yang dimaksud dengan madu lebah ternak. Konsumen pun dibuat takut mengonsumsi madu lebah ternak.

Sebenarnya apa yang salah dengan Madu Lebah Ternak?

Lebah ternak adalah istilah lain dari lebah budidaya. Ada beberapa jenis lebah madu yang hidup di Indonesia. Lebah lokal atau asli habitat Indonesia yang popular di antaranya adalah lebah Apis dorsata atau lebah bertubuh besar yang hidup di hutan-hutan, lebah Apis cerana atau lebah bertubuh kecil yang hidup di sekitar pemukiman penduduk, dan belakangan dikenal juga lebah tak bersengat atau Trigona yang hidup di hutan dan sekitar pemukiman.

Yang sering disebut lebah ternak umumnya berjenis Apis mellifera. Lebah ini aslinya berasal dari Eropa. Oleh karena itu, lebah jenis ini disebut juga lebah barat atau lebah eropa. Dengan sifatnya yang relatif jinak dan bisa dibudidayakan, seiring dengan perkembangan zaman, Apis mellifera pun menyebar ke seluruh dunia, hingga ke Indonesia.

Lebah Apis mellifera berukuran lebih besar daripada Apis cerana, tetapi lebih kecil daripada Apis dorsata. Lebah jenis ini bisa menghasilkan lebih banyak madu daripada Apis cerana dan lebih bisa dikendalikan perkembangan koloninya. Dari Apis mellifera peternak juga bisa memanen Bee Pollen, Royal Jelly dan Propolis yang juga memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan manusia. Ketiga produk tersebut sulit dipanen dari kedua jenis lebah Apis lainnya.

Akan halnya dengan Trigona, beberapa tahun belakangan ini, mulai marak usaha budidayanya. Madu dari lebah ini memiliki aroma dan rasa khas yang berbeda dengan madu dari jenis lebah Apis. Madu trigona biasanya berasa dan beraroma lebih asam daripada madu apis. Selain dari madu, peternak lebah Trigona juga bisa memanen propolisnya. Tetapi dengan ukuran tubuh Trigona yang lebih kecil daripada Apis, jumlah madu yang dihasilkannya pun tak mampu menyaingi Apis mellifera.

Lebah diternakkan tidak seperti ayam atau ikan yang dikurung di kandang dan diberi makanan sintetis. Budidaya lebah adalah usaha manusia untuk bisa mendapatkan manfaat hasil lebah secara berkesinambungan, dengan menggunakan teknik tertentu untuk mengembangbiakkan koloninya.

Lebah memang diberi kotak untuk menaruh sarang-sarangnya dan mempermudah peternak mengendalikan perkembangan koloninya, tetapi mereka tetap terbang mencari makan sendiri dari tanaman yang tumbuh di sekitar lokasi sarang.

Benarkah lebah ternak diberi makan gula dan antibiotik?

Pada musim hujan, atau musim dingin di negeri 4 musim, banyak tanaman yang tidak mengeluarkan nektar atau cairan manis. Kalaupun ada yang mengeluarkan nektar, air hujan yang turun bisa melunturkan nektar tersebut, sehingga lebah tidak bisa mengambilnya lagi. Nektar adalah bahan baku pembuat madu bagi lebah dan merupakan sumber energi untuk lebah beraktivitas.

Hujan juga menghalangi lebah untuk terbang mencari pakan utamanya, yaitu serbuk sari bunga atau pollen. Pollen diperlukan sebagai sumber protein untuk tumbuh kembang sel-sel tubuh lebah dan bahan baku bagi produksi royal jelly.
Royal jelly adalah makanan utama larva lebah dan ratu lebah. Tanpa royal jelly, maka larva lebah akan mati dan ratu lebah tak bisa bertelur. Lebah pekerja hanya berusia 40 hari. Jika ratu tak bertelur dan larva tidak berkembang menjadi lebah, maka koloni lebah berangsur-angsur akan habis.

Pemberian pakan subtitusi atau pengganti ketika tidak ada nektar di alam diperlukan supaya koloni lebah bisa dipertahankan sampai musim panas datang kembali dan nektar tanaman bisa diperoleh lebah kembali. Pakan subtitusi tersebut adalah sirup gula. Ini adalah salah satu teknik yang dilakukan oleh peternak lebah di seluruh dunia, khususnya Apis mellifera.

Pemberian gula oleh peternak lebah semata-mata bertujuan agar lebah pekerja bisa mendapat energi untuk terbang mencari pollen. Jika lebah dibiarkan tak diberi cairan manis, maka persediaan pollen hanya sedikit, sehingga lebah muda rentan terhadap hama penyakit, dan ketika musim panen madu datang, koloni lebah tidak produktif atau malah mati semua.

Ketika lebah makan gula, mereka tetap memproses gula tersebut di dalam kantung madu di perutnya kemudian dikeluarkan lagi dan disimpan dalam bentuk madu sebagai cadangan sumber energi di dalam sarang, seperti lumbung padi bagi manusia. Nah, pada saat seperti ini, peternak lebah yang benar tidak boleh mengambil madu dari lebah. Itulah sebabnya pada musim hujan atau musim dingin, biasanya peternak lebah mengalami musim paceklik madu.

Teknik pemberian pakan gula untuk lebah yang telah dilakukan oleh peternak lebah Apis mellifera di seluruh dunia merupakan salah satu teknik untuk mempertahankan kelestarian lebah ini. Di musim kemarau, tanaman kembali mengeluarkan nektar dan lebah bisa mengambil serta menyimpan madunya dalam jumlah yang cukup banyak, sehingga sebagiannya bisa dipanen oleh peternak.

Pemberian antibiotik khusus lebah diperlukan ketika koloni lebah melemah (akibat kurang pakan) atau terserang hama penyakit. Biasanya ini pun terjadi ketika musim paceklik madu. Sama seperti saat diberi gula, lebah yang diberi obat tidak boleh dipanen hasilnya sampai periode tertentu, supaya hasil panennya tidak mengandung residu obat.

Informasi ini bermaksud untuk memberi wawasan kepada konsumen madu, agar tidak buru-buru men-cap bahwa madu ternak adalah jelek. Banyak peternak lebah Indonesia yang bekerja keras dan jujur. Mereka telah berusaha untuk mempertahankan koloni lebahnya dengan cara yang benar, supaya menghasilkan produk yang berkualitas baik. Pastikan Anda mengetahui sumber madu yang Anda konsumsi. Lebih baik Anda membeli madu dari peternak yang memiliki reputasi baik.

Khasiat madu apapun secara umum adalah sama, karena 80% kandungan madu adalah karbohidrat yang tersusun dari gula-gula sederhana, yaitu fruktosa dan glukosa. Adapun jika konsumen merasakan sensasi atau efek yang berbeda dari konsumsi jenis madu tertentu, bisa jadi karena madu juga membawa sifat-sifat dan zat-zat alami dari tanaman sumber nektarnya.

Mari kita lestarikan semua potensi kekayaan alam Indonesia, khususnya lebah, baik lebah lokal maupun budidaya, dengan cara mencari informasi yang benar, menghasilkan produk yang benar dan menghargai hasil kerja yang benar. Selain itu, menjaga kelestarian tanaman, terutama sumber pakan lebah juga merupakan salah satu upaya kita untuk tetap bisa mendapatkan madu yang berkualitas.

Tulisan ini dicopy dari :
https://www.facebook.com/notes/bina-apiari/apa-yang-salah-dengan-madu-lebah-ternak/10155393686643520/

By Dianita

  Kembali ke halaman berita utama

Arsip