Madu sudah dikenal sejak zaman dahulu kala sebagai makanan alami yang berkhasiat membantu penyembuhan. Tapi hati-hati, hanya MADU ASLI yang dapat memberi manfaat kesehatan.
Produk lebah yang paling populer ini diperoleh lebah dari nektar (cairan manis dari bunga atau ketiak daun). Nektar dihisap oleh lebah, kemudian mengalami proses pematangan di dalam sarang lebah. Mulai dari bercampurnya enzim-enzim pada mulut dan saluran pencernaan lebah dengan nektar yang dihisap, sampai penurunan kadar air yang terjadi di dalam sarang. Proses yang berlangsung antara 10-15 hari ini memperkaya kandungan gizi madu.
Komposisi Madu
Madu merupakan sumber energi alami yang aman dan menyehatkan. Sekitar 80% kandungan madu adalah karbohidrat yang terdiri atas glukosa dan fruktosa. Keduanya bisa segera diserap oleh darah dan dimanfaatkan sebagai energi. Madu memiliki kadar air yang rendah, yaitu antara 19% sampai dengan 25%. Kondisi ini menyulitkan sebagian besar mikroorganisme pembusuk untuk hidup dan berkembang biak di dalam madu.
Berbeda dengan gula, madu tidak sekedar manis. Tetapi juga mengandung protein, mineral, vitamin dan enzim untuk mendukung pencernaan yang sehat dan pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit. Salah satu yang membedakan air gula dan madu adalah kandungan protein yang ada di dalam madu. Itulah sebabnya ketika Anda mencampurkan madu ke dalam air teh warnanya menjadi lebih keruh dan lama kelamaan akan timbul endapan tipis sebagai akibat protein madu yang mengikat zat tannin yang terdapat di dalam teh.
Konsumsi madu bermanfaat untuk mengembalikan energi dengan cepat, menyembuhkan luka baru, sariawan, batuk, menghaluskan kulit, membantu mengeringkan jerawat, menghangatkan tubuh, mengatasi demam, membersihkan mata, menyembuhkan sakit lambung, mengatasi sakit pada gusi dan nyeri sendi, mengatasi insomnia. (dr. Amin Ruwaihah, Pengobatan Dengan Madu, 1998)
Perlu diingat, madu dan produk perlebahan lain bukanlah obat ajaib. Untuk mendapat khasiat penyembuhan atau manfaat kesehatan dari madu, konsumsilah dengan rutin, minimal selama 3 bulan berturut-turut, diiringi dengan pengaturan pola makan dan gaya hidup yang sehat.
Kembali ke halaman berita utama
