Sebelum memanen Madu Murni, lebah penjaganya perlu “dijinakkan” terlebih dahulu. Caranya adalah dengan meniupkan asap ke dalam sarang. Buat asap dengan cara membakar sabut kelapa atau karung goni lembab/sedikit basah, kemudian padamkan apinya. Bara api yang tertinggal pada sabut/karung basah akan menimbulkan asap ketika ditiup.

Madu lebah Apis mellifera dipanen dengan cara memasukkan kotak-kotak sarang yang sudah berisi madu ke dalam alat putar yang disebut ekstraktor. Madu yang ada di dalam sel-sel sarang lebah akan terlemparkeluar oleh gaya sentrifugal ekstraktor, kemudian ditampung pada wadah yang sudah disiapkan. Sekali panen, satu koloni Apis mellifera yang terdiri dari 8 sisiran sarang, bisa menghasilkan sekitar 1-2 kg madu.

Sarang lebah yang telah diambil madunya bisa dikembalikan lagi ke dalam kotak, sehingga lebah bisa segera mengisi madu kembali. Cara tersebut membuat peternak bisa segera memanen madu kembali dalam waktu sekitar 10-15 hari berikutnya.

Sarang lebah ternak Apis melifera dibuat pada fondasi lilin lebah yang dicetak oleh peternak, sehingga bentuknya lebih teratur dan bisa diputar dengan ekstraktor. Lebah Apis cerana yang bertubuh lebih kecil daripada A. melifera sulit dibuatkan fondasi sarangnya. Kalaupun diternakkan di dalam kotak seperti Apis mellifera, karena tidak ada fondasinya, bentuk sarang Apis cerana hanya menggantung dan terlalu rapuh jika madunya dipanen menggunakan ekstraktor.

Madu diambil dari sarang Apis cerana dengan cara memotong sarang yang berisi madu, kemudian madunya diperas atau ditiriskan. Seringkali peternak mengemas sarang berikut madunya. Karena bagian sarangnya dipotong, lebah membutuhkan waktu lebih lama untuk membuat sarang kemudian mengisinya lagi dengan madu.

Madu lebah hutan Apis dorsata juga diambil dengan cara memotong bagian sarang yang berisi madu. Kemudian madu diperas atau ditiriskan. Sama seperti madu Apis cerana, pemotongan sarang membuat lebah perlu waktu lagi untuk membuat madu. Untuk mengurangi masa tunggu panen berikutnya, sarang lebah hutan yang diambil dipilih hanya pada bagian yang berisi madu, jadi tidak diambil seluruhnya. Karena lebah hutan bertubuh besar, madu yang bisa dipanen dari satu koloni sarangnya bisa mencapai 10-15 kg.

Panen madu lebah Trigona sp. atau lanceng lebih unik lagi. Lebah tak bersengat ini ada banyak spesies. Spesies yang paling dikenal orang adalah Trigona laeviceps. Seringkali dikira semut karena tubuhnya yangmungil. Madu lebah jenis ini dipanen dengan cara memeras sel sarang yang berisi madu. Berbeda dengan Apis cerana dan Apis dorsata, sarang lebah Trigona tidak bisa ditiriskan, karena sel-selnya terlalu kecil dan berbentuk bulat-bulat.

Belakangan peternak lebah Trigona sp. atau kelulut lebih suka membudidayakan Trigona itama yang bertubuh lebih besar daripada kerabatnya, laeviceps. Supaya bisa panen lebih cepat, pada awal pembudidayaan, sarang lebah ini dibagi antara sel madu dengan sel makanan dan sel anakan. Sel madu dimodifikasi supaya letaknya bisa di atas sarang dan madunya mudah diambil.

Madu lanceng atau madu kucing diambil menggunakan alat penyedot khusus, supaya sel sarang tidak rusak dan bisa segera diisi madu kembali. Berhubung ukuran tubuhnya sangat kecil, lebah ini hanya bisa menghasilkan sekitar 100-200 ml madu sekali panen per koloni.

  Kembali ke halaman berita utama

Arsip