Apakah Anda sering merasa perut kembung (penuh), mual dan nyeri pada ulu hati? Atau ada kerabat Anda yang sering bersendawa, sulit buang air besar (sembelit), gatal-gatal, alergi, otot terasa sakit setelah beristirahat serta tampak lesu dan kurang energik?

Hati-hati jika Anda atau kerabat mengalami gejala-gejala di atas. Kemungkinan besar itu adalah tanda kekurangan enzim dalam tubuh. Tubuh yang kurang enzim rentan terhadap penyakit. Dalam tahap tertentu dapat menyebabkan gangguan sangat serius, seperti stroke, gangguan pencernaan yang parah, kegemukan, arthritis, kanker, dll. Pada anak usia pertumbuhan, kekurangan enzim bisa menimbulkan kemandekan berat badan dan kurang gizi.

Dr Edward Howell, pakar nutrisi dari Amerika menyebutkan bahwa enzim adalah satu-satunya pekerja dalam tubuh kita. Enzim lah yang membangun tubuh dengan bahan baku dari protein, karbohidrat, vitamin dan lemak, sebagaimana rumah kita dibangun dari batu, pasir dan semen.

Menurut dr H. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta, enzim merupakan komponen penting yang diperlukan untuk proses pencernaan dan penyerapan makanan. Tanpa bantuan enzim, semua bahan makanan yang masuk ke dalam tubuh manusia jadinya sekadar numpang lewat, tidak dapat diserap oleh usus.

Dokter yang juga menjabat Wakil Sekjen Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Gastroenterologi Indonesia ini menambahkan, dalam tingkat kronis, gangguan kekurangan enzim dapat menyebabkan penderita mengalami malgizi atau kekurangan gizi yang mengakibatkan berat badan berkurang dan daya tahan tubuh menurun.

Dalam tubuh kita terdapat ribuan enzim dengan berbagai macam fungsi. Kemampuan tubuh kita untuk memperbaiki diri ketika terluka dan menangkal penyakit, secara langsung berhubungan dengan kekuatan dan jumlah enzim dalam tubuh kita. Setiap jenis enzim mempunyai tugas spesifik dalam tubuh seperti :
• mencerna makanan
• memecah toksin
• membersihkan darah
• memperkuat sistem kekebalan tubuh
• membentuk protein menjadi otot
• menghilangkan karbondioksida dari paru-paru, dll.

Tuhan telah melengkapi tubuh kita dengan berbagai jenis enzim yang dibutuhkan oleh masing-masing sel. Seiring dengan bertambahnya usia, enzim dalam tubuh kita akan menurun dengan drastis. Bahkan ketika memasuki usia lanjut, tubuh kita semakin memerlukan pasokan enzim dari luar. Itu sebabnya lansia umumnya lebih rentan terhadap penyakit. Untuk menjaga kesehatannya, perlu tambahan enzim dari luar.

Selain usia yang bertambah, beberapa faktor lain juga menyebabkan gangguan enzim, yaitu faktor genetik, gangguan pankreas dalam memproduksi enzim, dan kecenderungan pola makan yang buruk.

Dr. Hiromi Shinya, seorang dokter ahli usus dari Jepang, dalam bukunya The Miracle of Enzyme telah meneliti selama bertahun-tahun terhadap ratusan pasiennya, betapa pentingnya enzim untuk kesehatan. Kecukupan enzim membuat tubuh mampu menyembuhkan diri sendiri dari berbagai penyakit.

Banyak sumber makanan yang mengandung enzim yang dibutuhkan tubuh. Namun proses pengolahan makanan seringkali merusak kandungan enzim di dalamnya. Kita disarankan banyak mengonsumsi buah dan sayuran segar dan mentah beserta jusnya, karena makanan seperti itulah sumber enzym yang baik.

Madu yang tidak dipanaskan (raw honey/unprocessed honey) selain mengandung berbagai zat gizi, ternyata juga mengandung enzim-enzim yang bermanfaat bagi tubuh manusia, seperti diastase dan glukose oksidase. Enzim diastase (amylase) berguna untuk mencerna karbohidrat. Sedangkan enzim glukose oksidase menurut Dr.Ir.Mappatoba Sila, MSc, guru besar Universitas Hasanuddin, Makassar, dapat menurunkan kadar glukosa darah dengan mengubahnya menjadi oksigen dan asam glukonik. Itu sebabnya madu malah berguna dikonsumsi oleh penderita diabetes.

Sebagai tambahan, dr. Shinya yang juga Profesor Klinis Pembedahan di Albert Einstein College of Medicine, New York City, menyarankan konsumsi suplemen makanan kaya enzim, di antaranya bee pollen dan propolis, sebagai suplemen alami.

Madu Bina Apiari

  Kembali ke halaman berita utama

Arsip